Tuesday, July 12, 2005

Accident Wed Morning

Pagi ini, seperti biasanya aku terbangun jam setengah enam pagi, setelah kegiatan rutinitas pagiku selesai, aku berangkat dari rumah jam 6 lebih 10 menit. Motorku yang bulukan gara-gara kehujanan semalam, mulai kupacu dengan harapan bahwa hari ini aku akan lebih cepat sampai di kantor.
Ketika melewati pertigaan joglo, maka jalananan pun mulai terlihat sepi. Motor pun bisa dipacu sampai kecepatan maksimal. Ketika akan melewati sebuah mobil, sebuah motor dengan cepat melewatiku. Adrenalinku pun dengan cepat meninggi, ingin melewati motor itu. (Padahal aku sadar bahwa teknologi motor ku kalah jauh daripada motor yang aku kejar tersebut) Disaat aku masih menguntit motor itu, tak kusangka dia masih sempat menoleh ke belakang, tatap matanya yang dingin membuatku tambah bernafsu untuk menyalipnya.
Dan akhirnya, di sebuah tikungan di saat aku yakin aku akan melewatinya, aku pun mulai tancap gas, ambil jalan kanan, dan......... sebuah mobil meluncur dari arah berlawanan!!!! Aku pun sekejap mengerem mendadak mencoba untuk menghindari tabrakan dengan mobil itu. Ternyata, banku selip, motorku pun tidak dapat aku kendalikan lagi. Aku terjatuh ke aspal bahkan sampai keluar badan jalan, sampai akhirnya aku terhenti di rerumputan di pinggiran jalan. Aku sangat beruntung, aku tidak mengalami cedera yang parah, tak lama kemudian aku bangun dan mulai meminggirkan motorku yang tergeletak di tepi jalan. Setelah aku periksa, motorku tidak ada kerusakan sama sekali! Hanya lecet di knalpot!!! Aku pun melanjutkan perjalanan ke kantor. Ternyata sepanjang perjalanan, baru terasa kalau tangan kananku serasa nyeri dan susah untuk di gerakan. Aku pun berhenti sejenak untuk melihat apa yang terjadi dengannya. Ternyata sikut tanganku terluka, padahal jaketku yang melindunginya sama sekali tidak cacat. Dan juga sepertinya urat tanganku ketarik, hmm butuh ke tukang urut nih. Sesampainya di kantor, aku pun mengobati lukaku dengan obat yang sempat aku beli di apotek sebelah kantor. Hmm, betapa pengalaman yang buruk di hari ini, kujadikan sebagai pengingat agar selalu lebih berhati2 di jalan. NFS tak lagi berarti sebagai Need For Speed tapi sebagai Need For Safety.

Wednesday, July 06, 2005

Pindah pindah

Beberapa minggu terakhir ini, aku disibukan dengan acara pindah-pindah. Ngga dikantor ngga di rumah sama aja "moving moving moving times". Di kantor setelah melewati polemik berkepanjangan tentang divisi mana yang bakal menempati gedung yang baru selesai di bangun, akhirnya di putuskan divisi COM service berhak menempati lantai 2. (Bangunan berkaca 2 lantai berwarna hijau dengan bentuk yang totally kotak tanpa sentuhan seni apapun) Dan aku pun mulai menempati meja baruku yang katanya masih temporary, meja kotak tanpa partisi dengan sebuah kursi standar berwarna merah dengan 1 port LAN dan 1 port telpon.(Sampai sekarang masih mengharapkan meja dengan partisi, dengan begitu privasiku terjaga, at least kalo browsing gak ada yang lihat lapieku) Letak mejaku yang tidak di sangka-sangka adalah letak meja yang strategis, dipojok, di belakangku lemari arsip, samping kanan langsung emergency exit door yang malah sering dipake buat ngerokok, ama shortcut menuju warung pak edi, jadi kalo lapar tinggal turun pesen indomie goreng.
Beberapa hari kemudian setelah pindah kantor, giliran pindahan rumah. Gara-gara sikap tuan rumah yang plin-plan tentang di sewakan lagi ato di jual rumah yang aku tempatin, akhirnya aku putusin untuk pindah rumah ke daerah Serpong, sekitar belakang Alam Sutera. Untuk angkutannya, aku nyari truk yang di sewakan di daerah Manggarai, di situ ternyata banyak banget truk yang parkir menunggu untuk di sewa. Setelah telpon dengan yang punya truk, akhirnya di setujui harga sewanya 350 kilo rupiah. Akhirnya pindahan pun kelar, dengan di bantu tetangga, saudara, ampe bonyok ikutan turun tangan, barang-barang satu truk telah selamat sampe di rumah yang baru tanpa ada kekurangan apapun. Di rumah yang baru ini aku menemukan sebuah angka untuk mewakili keadaanku sekarang. Angka 2, yang artinya sewa rumahnya 1/2 kali lebih murah, 2 kali lebih besar, 20 kali lebih jauh jarak dari kantor, sekitar 25 kilo sekali jalan dari rumah ke kantor, berarti 50 kilo sehari, dengan udara di pagi hari lebih segar, lebih sehat di banding ketika masih tinggal di pancoran.
Dari semua kejadian di atas, aku mengambil kesimpulan bahwa Tuhan memberikan sesuatu pasti ada tujuannya, dan pasti tujuan itu jika kita mengambil hikmahnya akan mengerti bahwa kehidupan kita telah menaiki suatu level yang lebih dari kehidupan kita yang sebelumnya.