Beberapa minggu terakhir ini, aku disibukan dengan acara pindah-pindah. Ngga dikantor ngga di rumah sama aja "moving moving moving times". Di kantor setelah melewati polemik berkepanjangan tentang divisi mana yang bakal menempati gedung yang baru selesai di bangun, akhirnya di putuskan divisi COM service berhak menempati lantai 2. (Bangunan berkaca 2 lantai berwarna hijau dengan bentuk yang totally kotak tanpa sentuhan seni apapun) Dan aku pun mulai menempati meja baruku yang katanya masih temporary, meja kotak tanpa partisi dengan sebuah kursi standar berwarna merah dengan 1 port LAN dan 1 port telpon.(Sampai sekarang masih mengharapkan meja dengan partisi, dengan begitu privasiku terjaga, at least kalo browsing gak ada yang lihat lapieku) Letak mejaku yang tidak di sangka-sangka adalah letak meja yang strategis, dipojok, di belakangku lemari arsip, samping kanan langsung emergency exit door yang malah sering dipake buat ngerokok, ama shortcut menuju warung pak edi, jadi kalo lapar tinggal turun pesen indomie goreng.
Beberapa hari kemudian setelah pindah kantor, giliran pindahan rumah. Gara-gara sikap tuan rumah yang plin-plan tentang di sewakan lagi ato di jual rumah yang aku tempatin, akhirnya aku putusin untuk pindah rumah ke daerah Serpong, sekitar belakang Alam Sutera. Untuk angkutannya, aku nyari truk yang di sewakan di daerah Manggarai, di situ ternyata banyak banget truk yang parkir menunggu untuk di sewa. Setelah telpon dengan yang punya truk, akhirnya di setujui harga sewanya 350 kilo rupiah. Akhirnya pindahan pun kelar, dengan di bantu tetangga, saudara, ampe bonyok ikutan turun tangan, barang-barang satu truk telah selamat sampe di rumah yang baru tanpa ada kekurangan apapun. Di rumah yang baru ini aku menemukan sebuah angka untuk mewakili keadaanku sekarang. Angka 2, yang artinya sewa rumahnya 1/2 kali lebih murah, 2 kali lebih besar, 20 kali lebih jauh jarak dari kantor, sekitar 25 kilo sekali jalan dari rumah ke kantor, berarti 50 kilo sehari, dengan udara di pagi hari lebih segar, lebih sehat di banding ketika masih tinggal di pancoran.
Dari semua kejadian di atas, aku mengambil kesimpulan bahwa Tuhan memberikan sesuatu pasti ada tujuannya, dan pasti tujuan itu jika kita mengambil hikmahnya akan mengerti bahwa kehidupan kita telah menaiki suatu level yang lebih dari kehidupan kita yang sebelumnya.
Wednesday, July 06, 2005
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment